Jumat, 20 Maret 2009

Terapi Kepercayaan kepada Allah

Pengantar


Sudah cukup lama saya disarankan oleh teman-teman serta pembimbing rohani untuk mempercayai Allah. Sejauh ini saya telah mengusahakannya. Kadang saya berhasil, tetapi di lain kesempatan saya menahan kepercayaan itu, atau menawarkannya untuk kemudian menariknya kembali sampai saya tersandung sendiri.

Seringkali saya bertanya , “Apakah kepercayaan merupakan sesuatu yang saya berikan kepada Allah, ataukah sesuatu yang Allah berikan kepada saya?” Saya berkesimpulan bahwa keduanya berlaku. Kepercayaan kepada Allah merupakan karunia sekaligus pilihan. Rahmat sekaligus usaha. Kepercayaan mungkin tidak membantu seseorang memperoleh tempat parker atau membayar tagihan-tagihan rumah tangga. Kepercayaan merupakan suatu kebiasaan.

Namun kepercayaan dapat membawa kejelasan untuk memahami, keberanian untuk memanfaatkan kesempatan, ketenangan untuk menanti saat ketika penantian itu sendiri adalah semua hal yang dapat kita kerjakan.

Saya pun telah menyadari bahwa semakin kita mempraktekkan “terapi” kepercayaan kepada Allah, akan semakin kuatlah otot-otot rohani kita bertumbuh. Karenanya saya mengajak Anda bergabung dengan saya untuk menimba setiap kata dalam buku ini sebagai latihan rohani. Kembangkan, bergumullah bersamanya, menangis serta berdoalah bersamanya.

Percaya kepada Allah bisa diusahakan. Kepercayaan kepada Allah merupakan kebijaksanaan. Percayalah kepadaNya.



  1. Tidak peduli apa yang telah Anda ketahui tentang keragu-raguan, ketakutan, atau pengkhianatan. Engkau ada di sini, saat ini, tepat di tempat engkau harus berada. Percayalah pada benang yang menjalin saat-saat hidupmu. Benang tersebut adalah aliran kasih.

  1. Pastikanlah untuk menjadi seperti bunga daisy atau seekor burung gereja. Sapalah fajar, percayalah bahwa engkau memiliki apa pun yang engkau perlukan untuk menjadi siapa engkau sebenarnya. Ketika hari mendatangkan badai dan kekeringan, burung serta bebungaan bertahan hidup dengan berani. Percayalah. Percaya apa adanya.

  1. Tuhan hanya menginginkan yang terbaik bagimu. Jalannya boleh jadi tidak mudah, rata, singkat, atau tanpa tikungan. Namun, jalan tersebut akan membawamu ke tempat di mana engkau harus berada bersama Allah sebagai teman seperjalanan yang sejati.

  1. Kepercayaan mengiringimu masuk ke dalam alunan musik alam semesta. Dengarkanlah, dan harmoni kehidupan akan menjadi lebih jelas bagimu.

  1. Kepercayaan berdiri tegap, mata selalu berjaga untuk melihat, tangan terulur, telapak tangan terbuka untuk menerima kebaikan. Bersikaplah percaya.

  1. Bergembiralah, tanpa mencurigai. Harapkanlah anugerah, bukan masalah. Berharaplah akan rahmat yang terselubung dan bersiaplah mengenalinya saat waktunya tiba.

  1. Engkau bisa belajar bergantung kepada Allah dengan pertama-tama mempercayai seorang sahabat atau pasanganmu, atau berbagi rasa dengan seseorang yang sedang berjuang. Milikilah iman bahwa Allah akan memberikan petunjuk yang engkau perlukan.

  1. Latihlah kesadaran mengenai Allah di saat-saat rahmat, sehingga kehadiran Allah tetap terasa saat kesulitan menimpa. Kenali dan hormatilah perwujudan-perwujudan Allah : dalam alam sekitar, dalam diri sesama, di tempat tidak terduga, dalam mujizat yang rasanya tidak mungkin.

  1. Latihlah mantra kepercayaan : “Saya percaya.”; “Saya percaya diri.”; “Saya tidak takut.” Ungkapan tegas tersebut membangun jembatan yang melintasi cela-cela ketakutan dalam benak, hati serta jiwamu.

  1. Engkau bisa belajar bergantung kepada Allah melalui latihan iman. Atau engkau boleh menggenggam kebenaran kepercayaan sambil bertahan dengan kuku jari di satu tangan melewati jurang rohani. Kadang, beberapa orang harus berlatih dengan lebih giat. Bertahanlah!

  1. Dalam jiwa dan ragamu, Allah telah menanamkan benih-benih kepercayaan. Kebanyakan orang bisa mempercayai hati mereka untuk berdegup dan paru-paru mereka untuk bernafas. Yang lebih penting lagi, setiap orang bisa mengetahui apa yang baik dan kudus. Biarlah kekudusan dalam dirimu mengarahkanmu kepada kepercayaan kepada Allah.

  1. Latihlah doa kepercayaan. Berbaringlah di tanah atau beristirahatlah di sebuah kursi dengan kedua telapak tangan terbuka di pangkuanmu. Biarkan seluruh tubuhmu berkata, “Saya akan membiarkan kepercayaan Allah merasuki hidupku. Saya siap.”

  1. Iman mengharapkan hidup mengungkapkan kebaikannya. Ketakutan menghalau pergi datangnya hari-hari itu. Engkau bisa merasakan pengaruh ketakutan dalam tubuhmu. Relakan dirimu berada dalam pelukan Allah.

  1. Engkau mempercayai adanya matahari, bulan dan gelombang. Engkau percaya bahwa Allah memiliki rencana untuk melebur siang menjadi malam, untuk mengubah musim-musim dalam tahun. Akankah Allah gagal merencanakan sesuatu bagimu?

  1. Engkau percaya pada aliran listrik, air ledeng, jam weker. Engkau percaya pada lampu lalu lintas, bus dan jadwal pesawat terbang, lemari es dan pemanas ruangan. Semua hal tersebut tidak abadi. Allah lebih layak mendapatkan kepercayaanmu darpada ramalan cuaca! Kembalilah percaya jika engkau merasa hal itu harus engkau lakukan.

  1. Jika engkau tidak dapat mulai mempercayai kasih Allah bagimu, mulailah dengan percaya bahwa permukaan bumi bisa menopang berat badanmu saat gravitasi bumi menahanmu supaya tidak melayang. Dalam tindakan yang paling sederhana, engkau mengungkapkan kepercayaan besar.

  1. Kepercayaan tidak menjadikan kita kebal masalah. Hal buruk juga menimpa orang yang percaya. Namun kepercayaan itu bisa memberikan kita pegangan saat hidup berbeban berat. Bertahanlah, berpeganglah kuat, ulurkan tanganmu!

  1. Benar bahwa Allah berkarya secara misterius, tetapi seringkali melalui proses alamiah, melalui orang biasa dan melalui kejadian sehari-hari. Amatilah bagaimana segala sesuatu berjalan sebagaimana mestinya, saat kebenaran muncul, saat penyembuhan terjadi. Percayalah pada mukjizat yang terjadi setiap hari.

  1. kepada aiapakah engkau sandarkan kepercayaanmu? Gambarkanlah Allah sebagai pribadi tersebut : nenekmu, pelatihmu, guru taman kanak-kanakmu. Percayalah kepada Allah sebagaimana engkau mempercayai orang-orang tersebut, untuk membalut luka-lukamu, mengringkan air matamu, mengantarmu ke jalan yang baru.

  1. ceritakan salah satu keraguan atau ketakutanmu pada orang-orang etrdekatmu. Atau mintalah bantuan kepada orang yang engkau kenal. Saat sesamamu menanggapi dengan kemurahan hati dan niat baik, engkau mendapatkan petunjuk terkecil dari kebaikan yang Allah harapkan bagiMu.

  1. Saat Engkau mengunjungi lembah kekelaman, jangan pergi dengan tangan kosong. Untuk menghadapi teror sekecil apa pun, engkau membutuhkan paling kurang sepuluh kenangan kepercayaan yang paling disukai, sebagai pengalaman berharga. Putar ulang dan simpanlah kenangan tersebut sekarang, untuk mengatasi saat-saat kegelapan di masa yang akan datang.

  1. Kepercayaan bisa dirusak atau diputarbalikkan oleh tindakan sesama. Engkau bisa berputus asa atau sebaliknya bisa mempertebal imanmu karena dasar kebaikan sesama dan kekuatan Tuhan untuk menyembuhkan segala luka.

  1. Kepercayaan bisa diuji oleh kekhawatiran yang terpicu oleh sakit hati atau pengkhianatan, kesulitan atau kerugian. Ketika engkau ragu, ingatlah kesetiaan dan berkat-berkat masa lalu, dan berharaplah akan berkat-berkat yang baru. Ketahuilah bahwa Allah bisa mengubah cobaan menjadi kemenangan

  1. Saat jalanan buntu, pesawat terbang jatuh, bayi meninggal, panenan gagal, atau rumah terbakar, Allah hadir. Namun, Allah bukanlah jalan buntu, kematian, jatuhnya pesawat terbang, kegagalan, atau api. Berpalinglah kepada Allah untuk menimba kekuatan di tengah kepedihan, untuk mengubah kerugian menjadi keuntungan, untuk mengubah akhir menjadi awal yang baru.

  1. Kita percaya bahwa ciptaan berkembang berdasarkan kehendak Allah, tetapi kita juga membantu mewujudkannya. Manfaatkan karunia istimewa yang engkau miliki untuk menyalurkan kebaikan, damai, dan kesembuhan pada dunia yang membutuhkan.

  1. Iman berarti mencari rencana Allah, baik dalam peristiwa yang penuh rahmat, maupun kejadian yang mengancam keselamatan kita. Iman merupakan mata gergaji kebenaran kepercayaan, menyadari campur tangan Allah, baik dalam kekacauan maupun dalam kedamaian. Berpeganglah erat padaNya melewati jatuh bangunnya kehidupan.

  1. Allah menolongmu saat engkau membantu dirimu sendiri. Seperti ungkapan peribahasa, “Panggillah Allah, tapi tetap dyunglah perahumu melewati bebatuan.” Lakukanlah apa yang engkau rasa perlu. Kayuhlah dayung ke arah yang benar.

  1. Menyerah kalah dan kepercayaan bukanlah saudari kembar. Menyerah berarti tunduk di bawah beban berat. Kepercayaan berarti menunggu. Percayalah seperti seorang anak kecil; dengan kepolosan dan kepercayaan berharap akan kebaikan yang masih akan terjadi.

  1. Jika engkau meutuskan untuk berpegang sepenuhnya pada kekuatanmu sendiri dalam mengatasi dilema kehidupan, Allah tidak akan mencabut polis jaminan surgawimu. Engkau selalu dikasihi. Andalkanlah Allah sebagai kesabaran yang abadi.

  1. Kepercayaan bukanlah semata-mata suatu sikap. Kepercayaan adalah tindakan. Menantilah dalam kepercayaan, dengan pengharapan. Bertindaklah dalam kepercayaan, dan engkau membuka dirimu sendiri terhadap karya ilahi dan kelimpahan dalam hidupmu.

  1. Sebuah dunia tanpa kepercayaan adalah mustahil, tidak teratur dan tidak ramah. Demikian juga hidup tanpa kepercayaan adalah hidup yang kerdil, tegang, dan rapuh. Tempatkan tanganmu dalam tangan Allah, untuk meyakinkan kita mengahdapi dunia dan kehidupan yang terlalu dangkal untuk cinta.

  1. Menggantungkan kepercayaan kepada Allah bukanlah kebodohan atau fantasi belaka. Bukan pula omong kosong atau kesia-siaan. Kepercayaan membutuhkan dan menciptakan keberanian. Jadilah orang yang kuat.

  1. Iman membebaskan kita tidak saja dari beban masa lalu, tetapi juga dari beban masa depan. Percayalah, dan engkau akan menemukan dirimu saat ini juga di hadirat Allah.

  1. Iman menuntut kita percaya pada yang tidak kelihatan. Apa yang tidak bisa terkesan tanpa berkat. Namun rahmat itu sekuat daya tarik bumi. Bersandarlah pada Yang mahakuasa, dan engkau akan menemukan dirimu ditarik ke arah surga sekuat daya tarik bumi menarikmu ke dunia.

  1. Janganlah hanya karena setiap kali engkau merasa tidak tenag dan tidak terilhami, engkau mencampakkan 101 kepercayaan kepada Allah. Terkadang perasaan ditinggalkan memang hadir. Ikuti alirannya, jalani alur yang ada, dan ungkapkan percakapan yang ada, serta lantunkan doa yang ada hingga pulihnya rasa Allah besertamu. Percayalah tanpa syarat.

  1. Kepercayaan bukanlah peralatan rohani yang bisa dimanfaatkan hanya pada saat krisis, seperti parasut atau kantong penyelamat. Ketergantungan pada Allah merupakan ungkapan kebenaran, seluruh jiwamu, suatu cara hidup. Percayalah pada Allah kapan pun, di mana pun, dalam hal apa pun. Selamanya.

  1. Allah mempercayaimu. Allah bergembira dalam keinginanmu untuk memperkokoh imanmu. Setiap gerakan hatimu yang mencari adalah karunia kudus. Percayalah dalam pencarian itu snediri.

  1. Allah mengundang, “Percayalah kepadaKu!” Apakah jawabanmu? Dapatkah engkau berkata, “Jangan hari ini,” atau “Saya akan mempertimbangkannya,” atau “Mengapa saya harus percaya?” Atau engkau hanya berbisik, “Ajarilah aku untuk percaya walaupun aku takut, aku menempatkan tanganku dalam tanganMu!”

Diambil dari buku “Terapi Kepercayaan kepada Allah”, oleh Carol Ann Morrow, penerbit Obor, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar